Dampak Positif dan Negatif dari Penjajahan Jepang
terhadap Indonesia
Nah pendudukan Jepang di Indonesia itu lumayan berpengaruh lho terhadap bangsa Indonesia. Apa aja sih pengaruh positif dan negatifnya?
Dampak Positif:
1) Jepang bersikap simpatik terhadap aktivitas pergerakan nasional, seperti dengan bertahap membebaskan tokoh-tokoh yang ditahan dan dibuang oleh pemerintah Hindia-Belanda
2) Diberikan kebebasan dalam beribadah
3) Diperbolehkan mengibarkan bendera merah putih walaupun harus berdampingan dengan bendera Jepang
4) Diperbolehkan menyanyikan lagi kebangsaan “Indonesia Raya” walaupun harus diikuti dengan lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo"
5) Indonesia benar-benar dididik dalam menggunakan senjata dan dalam berperang sehingga menjadi terlatih. Secara tidak langsung, hal ini menimbulkan rasa nasionalisme bagi bangsa Indonesia
6) Diperbolehkannya penggunaan bahasa Indonesia, bahkan dijadikan bahasa resmi pada intansi pemerintahan. Bahasa Indonesia diwajibkan sebagai bahasa pengantar dan dijadikan mata pelajaran wajib
7) Semua tulisan yang berbahasa Belanda dihapus dan digantikan dengan bahasa Indonesia.
8) Jepang mendukung anti-Belanda. Jadinya mau ga mau mendukung Indonesia, seperti buktinya dengan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta
9) Struktur masyarakat. Dulu saat masih masa penjajahan Belanda, Indonesia hanya mengenal desa sebagai unit pemerintahan terkecil. Tetapi setelah kedatangan Jepang, struktur terkecil tersebut ke unit yang lebih kecil lagi seperti RT dan RW (Tonarigumi). Dengan begini jadi lebih mudah dalam bidang administrasi dan pengawasan
10) Tidak seperti pada masa penjajahan Belanda, Jepang telah menghilangkan diskriminasi pada bidang pendidikan. Jadi siapapun memiliki hak untuk menuntut ilmu. Jepang menerapkan sistem pendidikan formal seperti di negaranya, yaitu SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA juga 3 tahun. Pada saat itu pun Jepang mengenalkan upacara bendera di sekolah yang masih diterapkan di Indonesia hingga sekarang
1) Jepang bersikap simpatik terhadap aktivitas pergerakan nasional, seperti dengan bertahap membebaskan tokoh-tokoh yang ditahan dan dibuang oleh pemerintah Hindia-Belanda
2) Diberikan kebebasan dalam beribadah
3) Diperbolehkan mengibarkan bendera merah putih walaupun harus berdampingan dengan bendera Jepang
4) Diperbolehkan menyanyikan lagi kebangsaan “Indonesia Raya” walaupun harus diikuti dengan lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo"
5) Indonesia benar-benar dididik dalam menggunakan senjata dan dalam berperang sehingga menjadi terlatih. Secara tidak langsung, hal ini menimbulkan rasa nasionalisme bagi bangsa Indonesia
6) Diperbolehkannya penggunaan bahasa Indonesia, bahkan dijadikan bahasa resmi pada intansi pemerintahan. Bahasa Indonesia diwajibkan sebagai bahasa pengantar dan dijadikan mata pelajaran wajib
7) Semua tulisan yang berbahasa Belanda dihapus dan digantikan dengan bahasa Indonesia.
8) Jepang mendukung anti-Belanda. Jadinya mau ga mau mendukung Indonesia, seperti buktinya dengan mengganti nama Batavia menjadi Jakarta
9) Struktur masyarakat. Dulu saat masih masa penjajahan Belanda, Indonesia hanya mengenal desa sebagai unit pemerintahan terkecil. Tetapi setelah kedatangan Jepang, struktur terkecil tersebut ke unit yang lebih kecil lagi seperti RT dan RW (Tonarigumi). Dengan begini jadi lebih mudah dalam bidang administrasi dan pengawasan
10) Tidak seperti pada masa penjajahan Belanda, Jepang telah menghilangkan diskriminasi pada bidang pendidikan. Jadi siapapun memiliki hak untuk menuntut ilmu. Jepang menerapkan sistem pendidikan formal seperti di negaranya, yaitu SD 6 tahun, SMP 3 tahun dan SMA juga 3 tahun. Pada saat itu pun Jepang mengenalkan upacara bendera di sekolah yang masih diterapkan di Indonesia hingga sekarang
Dampak Negatif:
1) Jepang membubarkan semua kegiatan masyarakat, seperti organisasi politik, social, serta agama. Tetapi Jepang menggantinya dengan organisasi-organisasi buatan Jepang. Satu-satunya organisasi masyarakat yang tidak dibubarkan adalah Masyumi
2) Jepang mengirim polisi rahasia guna mengawasi pergerakan para tokoh pergerakan. Tetapi pada akhirnya menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Jepang mengintrogasi, menangkan atau bahkan dibunuh bagi orang-orang yang dicurigai
3) Menyita aset-aset ekonomi yang penting, seperti seluruh hasil perkebunan, pabrik, bank, dan perusahaan penting lainnya
4) Melakukan pengawasan yang ketat dalam bidang ekonomi
5) Kebijakan self-sufficiency. Maksudnya adalah wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaannya harus dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Hal ini menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antardaerah
6) Rakyat Indonesia sangat sengsara dengan adanya romusha (kerja paksa), yang lebih kejam dari kerja rodi
7) Kaum pribumi kelaparan
8) Yang tidak bekerja dibunuh, bahkan kepalanya dipenggal atau tubuhnya dipalu
9) Rakyat Indonesia hanya diperbolehkan untuk menanam tanaman karet dan kina, selain pohon jarak
10) Setoran wajib, romusha, merosotnya produksi pangan, dan kelaparan
11) Jugun Ianfu. Jadi pemerintah Jepang merekrut beberapa wanita dari Asia untuk dijadikan sebagai objek kekaran seksual (penghibur) bagi tentara Jepang. Wanita-wanita inilah yang dinamakan Jugun Ianfu
12) Kondisi pendidikan berlangsung lebih buruk dibandingkan dengan masa penjajahan Belanda. Jumlah sekolah menurun drastis. Beberapa kegiatan pendidikan di perguruan tinggi sempat terhenti. Tetapi akhirnya dibuka kembali pada tahun 1943
13) Pemaksaan ritual Seikerei (menghormati matahari) yang menimbulkan pemberontakan oleh kaum kyai karena dianggap bertentangan dengan ajaran islam
Nah maka dari itu, jangan sampai kalian melupakan perjuangan pahlawan-pahlawan zaman dahulu ya. Ingatlah, mereka telah berjuang melalui semua kepedihan itu. Tapi alhamdulillah, sekarang negara Indonesia dengan negara Jepang telah berdamai.
Do'akan saja, semoga untuk seterusnya dapat saling berdampingan :3 (biar anime sama manga ga dilarang di Indonesia)
As usual, the sources are:
Buku Sejarah Indonesia karangan Ratna Hapsari dan M. Adil. Terbit pada tahun 2014 oleh Erlangga
1) Jepang membubarkan semua kegiatan masyarakat, seperti organisasi politik, social, serta agama. Tetapi Jepang menggantinya dengan organisasi-organisasi buatan Jepang. Satu-satunya organisasi masyarakat yang tidak dibubarkan adalah Masyumi
2) Jepang mengirim polisi rahasia guna mengawasi pergerakan para tokoh pergerakan. Tetapi pada akhirnya menimbulkan ketakutan bagi masyarakat. Jepang mengintrogasi, menangkan atau bahkan dibunuh bagi orang-orang yang dicurigai
3) Menyita aset-aset ekonomi yang penting, seperti seluruh hasil perkebunan, pabrik, bank, dan perusahaan penting lainnya
4) Melakukan pengawasan yang ketat dalam bidang ekonomi
5) Kebijakan self-sufficiency. Maksudnya adalah wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaannya harus dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Hal ini menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antardaerah
6) Rakyat Indonesia sangat sengsara dengan adanya romusha (kerja paksa), yang lebih kejam dari kerja rodi
7) Kaum pribumi kelaparan
8) Yang tidak bekerja dibunuh, bahkan kepalanya dipenggal atau tubuhnya dipalu
9) Rakyat Indonesia hanya diperbolehkan untuk menanam tanaman karet dan kina, selain pohon jarak
10) Setoran wajib, romusha, merosotnya produksi pangan, dan kelaparan
11) Jugun Ianfu. Jadi pemerintah Jepang merekrut beberapa wanita dari Asia untuk dijadikan sebagai objek kekaran seksual (penghibur) bagi tentara Jepang. Wanita-wanita inilah yang dinamakan Jugun Ianfu
12) Kondisi pendidikan berlangsung lebih buruk dibandingkan dengan masa penjajahan Belanda. Jumlah sekolah menurun drastis. Beberapa kegiatan pendidikan di perguruan tinggi sempat terhenti. Tetapi akhirnya dibuka kembali pada tahun 1943
13) Pemaksaan ritual Seikerei (menghormati matahari) yang menimbulkan pemberontakan oleh kaum kyai karena dianggap bertentangan dengan ajaran islam
Nah maka dari itu, jangan sampai kalian melupakan perjuangan pahlawan-pahlawan zaman dahulu ya. Ingatlah, mereka telah berjuang melalui semua kepedihan itu. Tapi alhamdulillah, sekarang negara Indonesia dengan negara Jepang telah berdamai.
Do'akan saja, semoga untuk seterusnya dapat saling berdampingan :3 (biar anime sama manga ga dilarang di Indonesia)
As usual, the sources are:
Buku Sejarah Indonesia karangan Ratna Hapsari dan M. Adil. Terbit pada tahun 2014 oleh Erlangga