Senin, 01 Februari 2016

Zaman Batu: Karakteristik dan Peninggalannya



.      Zaman Batu

Yak, sebelumnya aku akan memperingati kalian bahwa yang aku post berikut ini kira-kira hanya meliputi karakteristik dan peninggalannya. Jadi, sumimasen ya kalau kurang informasinya :p.

Coba kalian pikirkan, zaman batu itu apa sih? Zaman dimana batu is in everywhere? Or... When human use it to do their activities? Nah kira-kira ga beda jauh dari yang kalian pikirkan kok. Zaman batu adalah periode dimana alat-alat yang digunakan dalam kehidupan manusia purba itu sudah terbuat dari batu. Meskipun masih ada alat-alat yang terbuat dari tulang dan kayu, namun alat-alat tersebut tidak meninggalkan bekas sama sekali karena tidak tahan lama. Justru zaman ini didominasi oleh batu.

Zaman batu disebut juga zaman praaksara, yaitu zaman pas belum dikenalinya tulisan.
Berdasarkan karakteristik peninggalannya, zaman batu terbagi atas beberapa periode tertentu sebagai berikut:

ü   Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
Diperkirakan berlangsung selama masa Pleistosen sekitar 600 ribu tahun silam. Karakteristik zaman ini adalah hidupnya yang berpindah-pindah (nomaden), berburu dan mengumpulkan makanan langsung dari alam. Pada zaman ini alat-alat budaya yang dibuat juga berasal dari batu yang telah disederhanakan. Ala-alat kebudayaan yang berasal dari zaman ini telah banyak ditemukan di sekitar Pulau Jawa.

Ada 2 macam kebudayaan zaman ini antara lain kebudayaan pacitan dan kebudayaan ngandong. Kebudayaan pacitan menghasilkan kapak perimbas, kapak penetak dan kapak genggam. Pendukung kebudayaan pacitan ini adalah Pithecanthropus Erectus. Peninggalan dari kebudayaan pacitan ini adalah sejenis chopper (kapak penetak) atau kapak penggenggam. Alat Paleolitikum ini juga ditemukan di Parigi (Sulawesi), Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat) dan Lahat (Sumatera Selatan).

Sedangkan kebudayaan ngandong juga menemukan kapak (genggam) seperti di Pacitan. Peninggalannya adalah dengan ditemukannya batu flakes dan batu chalcedon. Juga adanya alat dari tulang (bone culture). Pendukung kebudayaan ini adalah Homo solensis dan Homo wajakensis. 

ü Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
Zaman ini terjadi pada masa Holosen (zaman es berakhir), yaitu sekitar 20 ribu tahun silam. Zaman ini ditandai dengan adanya usaha untuk lebih menghaluskan alat-alat yang digunakan dalam bentuk perkakas dengan cara menggosok-gosok permukaannya. Karakteristik zaman ini adalah dengan kehidupannya yang masih berburu, tapi sudah punya tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana.

Seorang peneliti dari Jerman. Van Stein Callenfels membagi kebudayaan Mesolitikum menjadi 3:
a.       Pebble Culture in Sumatra Timur
Kjokkenmoddinger adalah ciri utama kehidupan zaman ini, yaitu penumpukan sampah dapur berupa kulit siput dan kerang di sepanjang pantai.
Pada tahun 1925, Dr. P. V. Van Stein Callenfels menemukan peninggalannya di bukit kerang di sepanjang pantai timur Sumatra itu, yaitu kapak genggam yang lebih halus  dibandingkan dengan zaman Paleolitikum, disebut juga Pebble. Selain itu, ada juga kapak pendek (hache courte).

b.      Sampung Bone Culture
Pada tahun 1928-1931, lagi-lagi si Van Stein Calenfels ini menemukan batu seperti ujung panah dan flakes, kapak yang sudah diasah, alat dari tulang dan tanduk rusa. Alat-alat tersebut ditemukan di dalam abris sous roche, yaitu gua-gua yang jadi tempat tinggalnya manusia purba pada zaman ini.

c.       Toala Flakes Culture
Abris sous roche juga ditemukan di Sulawesi Selatan. Ada flakes, ujung mata panah yang sisi-sisinya bergerigi dan pebble. Ada juga abris sous roche  di daerah Timor dan Rote yang ditemukan oleh Alfred Buhler. Di dalamnya ada flakes dan ujung mata panah yang terbuat dari batu indah (eak).


 ü  Zaman batu Muda (Neolitikum) 
 Ciri khas zaman ini adalah dengan alat-alatnya yang sudah diasah lebih halus dengan bentuk yang semakin baik (jadi dari dulu noh batu terus-terusan diasah #syifa’sconclusion). Hal ini karena teknologinya yang sudah lebih maju dan kompleks. Selain itu ada juga tembikar. Kehidupan mereka pun juga sudah mulai menetap dan mulai berubah from food gathering to food producing. 

Peninggalan-peninggalannya sudah menyebar di Nusantara berupa peralatan dapur, untuk berburu dan upacara keagamaan. Contohnya seperi kapak lonjong dan kapak persegi. Nah kapak-kapak ini sudah lebih halus lagi. Selain itu ada juga alat-alat lain yang digunakan untuk bekerja seperti pacul, beliung dan tarah. Adapun untuk upacara digunakan batu akik (wus jadi batu akik tuh udah dari jaman dulu? Kok syifa baru tau._. Ya tapi kayanya ga seperti yang sekarang kan ya?), ge;ang-gelang, perhiasan dan tembikar.

Ada hal yang menarik dari persebaran peralatan pada zaman ini, yang dibagi menjadi 3 daerah persebaran yang berbeda (2 daerah berbeda dan 1 daerah campuran). Daerah Sumatra, Jawa, Bali dan sebagian Kalimantan Barat adalah persebaran kapak persegi. Kalau persebaran kapak lonjong ada di daerah timur Indonesia, yaitu Papua (Irian Jaya). Ada juga daerah campuran penyebaran kapak lonjong dan kapak persegi, yaitu di Sulawesi dan daerah-daerah Sumbawa Timur. 

ü Zaman Batu Besar (Megalitikum) 
 Kebudayaan Megalitikum bukanlah zaman yang berkembang sendiri, melainkan hasil budaya  yang muncul pada zaman Neolitikum dan berkembang pesat pada zaman logam. Sesuai dengan judulnya, batu-batu yang digunakan pun juga berukuran besar. Bentuk peninggalan zaman ini lebih bersifat kerohanian daripada untuk keperluan fisik manusia.

Peninggalan terpenting dari zaman ini adalah:
a.       Menhir, batu tugu yang dibuat sebagai sarana penyembahan nenek moyang.
b.      Dolmen (ingat, bukan delman!), meja batu yang digunakan sebagai tempat meletakkan sesajen untuk arwah nenek moyang.
c.       Sarkofagus (hayo kira-kira untuk apa?), kubur batu yang terbuat dari batu utuh dengan cara melubangi bagian tengahnya, lalu diberi tutup dari batu juga.
d.      Punden berundak-undak, bangunan yang digunakan untuk memuja arwah nenek moyang.
e.      Pendhusa, gabungan antara dolmen dan kubur batu yang bagian atasnya ada meja batu dan di bawahnya ada kubur batu.
f.        Arca, patung yang melambangkan wujud nenek moyang sebagai simbol/wujud yang akan disembah.


Kajian pustaka:
Farid, Samsul. 2013. Sejarah Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

1 komentar:

  1. The Baccarat Strategy You Can Use When You Know Your
    When playing Baccarat, the 바카라 easiest way to play for the most part งานออนไลน์ is with a simple, yet effective and profitable strategy. With the added bonus of being 바카라 사이트 able to keep things

    BalasHapus